Karya Zaidan Najmuddin
Di suatu desa saat senja tiba, seorang wanita tua pulang membawa hampa. Wajah
yang begitu lelah dengan keringat di sekujur tubuhnya yang gagah, namun senyum
indahnya tetap terpancar dari wajahnya yang tabah. Terlihat seorang gadis
tengah menunggu ibunya di depan pintu. Penuh gelisah dan rasa iba, gadis itu
menghampiri ibunya yang semakin mendekat dengan nampah berisikan kue sisa hasil
jualannya satu hari ini.
Karena melihat anaknya yang berlari menghampiri, sang ibu tak
memperhatikan keadaan jalan yang ia lewati, hingga dia pun tersandung batu
besar yang ada dihadapannya. Seketika, semua kue yang ada di dalam nampah jatuh
menyusur tanah, dan sang ibu tersungkur lalu pingsan di hadapan gadis kecilnya.
Gadis kecil :
Ibu......! ibu tidak apa-apa? Ini aku anakmu bu, ibu bangun!
Tak lama berselang gadis kecil itu berteriak memanggil kakak perempuan
satu-satunya.
Gadis kecil : kak nisa.....! kak....! ibu kak...
Dengan spontan kak
nisa langsung lompat dari kursi belajarnya, dan berlari menghampiri suara itu.
Nisa : loh, Ibu kenapa dik?
Gadis k : tadi ibu tersandung batu itu, dan tiba-tiba
ibu langsung tak sadarkan diri seperti ini.
Nisa : yasudah, kamu bantu
kakak membereskan kue ini dan memasukannya ke dalam rumah. Nanti biar kakak
yang membawa ibu kekamarnya.
Gadis k : ta tapi, ibu gak
kenapa-napa kan kak?
Nisa : engga kok dik, ibu
hanya pingsan karena kelelahan, sudah cepat lakukan yang kaka minta.
Gadis k : alhamdulillah, baik kak.
Setelah dibawa menuju kamarnya, tak lama ibu pun tersadar dan ketika
melihat sekitar, disampingnya hanya ada Nisa anak sulungnya, seketika ibu langsung
menanyakan si gadis kecil anak bungsu kesayangannya.
Ibu : Nisa, mana adik kecil
mu?
Nisa : ada bu, dia sedang
membersihkan kue yang terjatuh tadi.
Ibu : kasihan dia,
seharusnya di usianya saat ini dia masih bisa bermain dengan teman temannya, tetapi
sehari- hari malah membantu ibunya yang selalu membawa kesialan ini.
Nisa : huss! Ibu tak boleh
berkata seperti itu, bagaimanapun juga kami ini anak ibu, sudah menjadi
kewajiban bagi kami untuk membantu ibu jika sedang kesusahan.
Ibu : kamu memang anak baik
nak. Sudah, daripada di sini lebih baik kamu bantu adik mu lalu lanjutkan
belajarmu. Besok kamu ada ujian kan?
Nisa : yasudah bu, nisa ke
depan dulu ya, nanti biar nisa minta anak bungsu ibu itu untuk kesini menemani
ibu.
Ibu : (tersenyum)
Di depan rumah
Nisa : Dik, sudah sudah,
lebih baik kamu masuk kedalam dan temani ibu, kasian ibu sendirian tuh.
Gadis k : tapi nanti siapa yang
membereskan ini semua? Kakak bukannya tadi sedang belajar? Sudah lebih baik
kakak lanjutkan belajarnya, biar aku yang selesaikan ini. Kemudian baru aku
temani ibu dikamar
Nisa : anak baik, yasudah
kakak masuk dulu ya.
Di dalam kamar ibu menunggu kedatangan gadis kecil kesayangannya yang
tak kunjung datang, tanpa berpikir panjang dan tanpa mempedulikan keadaannya
yang masih lemah, ibu bangun dari tempat tidurnya untuk menghampiri gadis kecil
itu.
Ibu : hey nak, kamu sedang
apa?
Gadis k : ibu..! ibu ngapain
kesini? Ibu kan sedang sakit bu. Ibu di dalam saja, ini sudah beres semua kok,
tinggal dibawa kedalam saja.
Ibu : ibu ingin melihat mu
nak, ibu kesepian di dalam sendiri.
Gadis k : yasudah, ibu jangan
kemana-mana aku ke belakang dulu untuk cuci tangan.
Di dalam kamar
Gadis k : nah, sekarang ibu minum
obat dulu, setelah itu ibu harus istirahat. Kasihan badan ibu, lelah sekali
nampaknya.
Ibu : iya nak, alangkah
bahagia ibu memiliki anak seperti kamu dan kakakmu Nisa. Semoga kalian berdua
tidak senasib dengan ibu ya nak. Bermimpilah setinggi-tingginya dan jadilah
orang yang sukses. Tapi yang paling utama, jangan pernah lupa sama Allah dan
juga ibu ya nak. (menangis).
Gadis k : iya bu, aku akan selalu
ingat nasihat itu. Sudah ibu jangan menangis, jangan membuatku jadi ingin
menangis dong bu.
Ibu : (mengelap air mata
dan tersenyum)
Setelah peristiwa tersebut, gadis kecil itu selalu mengingat nasihat
ibunya. Baginya, itu motivasi terbesar dalam kehidupannya.
10 tahun berselang gadis itu mendapatkan penghargaan untuk melanjutkan
kuliah di inggris setelah berhasil lulus dengan nilai hampir sempurna dan
selalu berprestasi di sekolahnya meskipun harus dibarengi dengan membantu
ibunya berjualan kue. Dan di keadaan lain, kak nisa berhasil lulus dari
perguruan tinggi tempatnya belajar dan sekarang ia telah bekerja dengan
penghasilan di atas 20 juta setiap bulannya. Betapa bangga hati ibu dari kedua
anak ini ketika melihat kedua putrinya yang dulu susah sekarang sudah sukses
berkat diri dan kemauannya sendiri.