Jumat, 31 Juli 2015

Berbakti pada Ibu

Karya Zaidan Najmuddin
Di suatu desa saat senja tiba, seorang wanita tua pulang membawa hampa. Wajah yang begitu lelah dengan keringat di sekujur tubuhnya yang gagah, namun senyum indahnya tetap terpancar dari wajahnya yang tabah. Terlihat seorang gadis tengah menunggu ibunya di depan pintu. Penuh gelisah dan rasa iba, gadis itu menghampiri ibunya yang semakin mendekat dengan nampah berisikan kue sisa hasil jualannya satu hari ini.

Karena melihat anaknya yang berlari menghampiri, sang ibu tak memperhatikan keadaan jalan yang ia lewati, hingga dia pun tersandung batu besar yang ada dihadapannya. Seketika, semua kue yang ada di dalam nampah jatuh menyusur tanah, dan sang ibu tersungkur lalu pingsan di hadapan gadis kecilnya.
Gadis kecil : Ibu......! ibu tidak apa-apa? Ini aku anakmu bu, ibu bangun!

Tak lama berselang gadis kecil itu berteriak memanggil kakak perempuan satu-satunya.
Gadis kecil : kak nisa.....! kak....! ibu kak...                  

Dengan spontan kak nisa langsung lompat dari kursi belajarnya, dan berlari menghampiri suara itu.
Nisa     : loh, Ibu kenapa dik?
Gadis k : tadi ibu tersandung batu itu, dan tiba-tiba ibu langsung tak sadarkan diri seperti ini.
Nisa   : yasudah, kamu bantu kakak membereskan kue ini dan memasukannya ke dalam rumah. Nanti biar kakak yang membawa ibu kekamarnya.
Gadis k : ta tapi, ibu gak kenapa-napa kan kak?
Nisa   : engga kok dik, ibu hanya pingsan karena kelelahan, sudah cepat lakukan yang kaka minta.
Gadis k : alhamdulillah, baik kak.

Setelah dibawa menuju kamarnya, tak lama ibu pun tersadar dan ketika melihat sekitar, disampingnya hanya ada Nisa anak sulungnya, seketika ibu langsung menanyakan si gadis kecil anak bungsu kesayangannya.
Ibu       : Nisa, mana adik kecil mu?
Nisa    : ada bu, dia sedang membersihkan kue yang terjatuh tadi.
Ibu     : kasihan dia, seharusnya di usianya saat ini dia masih bisa bermain dengan teman temannya, tetapi sehari- hari malah membantu ibunya yang selalu membawa kesialan ini.
Nisa   : huss! Ibu tak boleh berkata seperti itu, bagaimanapun juga kami ini anak ibu, sudah menjadi kewajiban bagi kami untuk membantu ibu jika sedang kesusahan.
Ibu    : kamu memang anak baik nak. Sudah, daripada di sini lebih baik kamu bantu adik mu lalu lanjutkan belajarmu. Besok kamu ada ujian kan?
Nisa  : yasudah bu, nisa ke depan dulu ya, nanti biar nisa minta anak bungsu ibu itu untuk kesini menemani ibu.
Ibu     : (tersenyum)

Di depan rumah
Nisa     : Dik, sudah sudah, lebih baik kamu masuk kedalam dan temani ibu, kasian ibu sendirian tuh.
Gadis k : tapi nanti siapa yang membereskan ini semua? Kakak bukannya tadi sedang belajar? Sudah lebih baik kakak lanjutkan belajarnya, biar aku yang selesaikan ini. Kemudian baru aku temani ibu dikamar
Nisa    : anak baik, yasudah kakak masuk dulu ya.

Di dalam kamar ibu menunggu kedatangan gadis kecil kesayangannya yang tak kunjung datang, tanpa berpikir panjang dan tanpa mempedulikan keadaannya yang masih lemah, ibu bangun dari tempat tidurnya untuk menghampiri gadis kecil itu.
Ibu         : hey nak, kamu sedang apa?
Gadis k : ibu..! ibu ngapain kesini? Ibu kan sedang sakit bu. Ibu di dalam saja, ini sudah beres semua kok, tinggal dibawa kedalam saja.
Ibu         : ibu ingin melihat mu nak, ibu kesepian di dalam sendiri.
Gadis k : yasudah, ibu jangan kemana-mana aku ke belakang dulu untuk cuci tangan.

Di dalam kamar
Gadis k : nah, sekarang ibu minum obat dulu, setelah itu ibu harus istirahat. Kasihan badan ibu, lelah sekali nampaknya.
Ibu     : iya nak, alangkah bahagia ibu memiliki anak seperti kamu dan kakakmu Nisa. Semoga kalian berdua tidak senasib dengan ibu ya nak. Bermimpilah setinggi-tingginya dan jadilah orang yang sukses. Tapi yang paling utama, jangan pernah lupa sama Allah dan juga ibu ya nak. (menangis).
Gadis k : iya bu, aku akan selalu ingat nasihat itu. Sudah ibu jangan menangis, jangan membuatku jadi ingin menangis dong bu.
Ibu     : (mengelap air mata dan tersenyum)

Setelah peristiwa tersebut, gadis kecil itu selalu mengingat nasihat ibunya. Baginya, itu motivasi terbesar dalam kehidupannya.


10 tahun berselang gadis itu mendapatkan penghargaan untuk melanjutkan kuliah di inggris setelah berhasil lulus dengan nilai hampir sempurna dan selalu berprestasi di sekolahnya meskipun harus dibarengi dengan membantu ibunya berjualan kue. Dan di keadaan lain, kak nisa berhasil lulus dari perguruan tinggi tempatnya belajar dan sekarang ia telah bekerja dengan penghasilan di atas 20 juta setiap bulannya. Betapa bangga hati ibu dari kedua anak ini ketika melihat kedua putrinya yang dulu susah sekarang sudah sukses berkat diri dan kemauannya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar